PROJEK KOMUNIKASI PENUNJANG PEMBANGUNAN
Menjamin daya dukung lingkungan hidup
Krisis Air Bersih di Wilayah Teluk Betung Kota Bandar Lampung: Mengurangi proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan.
Andrew SB Gumay 0916031032
Dian Noviansyah
Dimas Adi Jayasakti
Felllicia
Farah Aqielah
Rezita Afifa
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Lampung
2011
PENDAHULUAN
1. 1 Analisis Masalah
Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Semua orang berharap bahwa seharusnya air diperlakukan sebagai bahan yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan dijaga terhadap cemaran. Namun kenyataannya air selalu dihamburkan, dicemari, dan disia-siakan. Hampir setengah penduduk dunia dan hampir seluruhnya di negara-negara berkembang, menderita berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan air, atau oleh air yang tercemar. Oleh karena pentingnya air bagi kelangsungan hidup manusia dan krisis yang dihadapinya, maka sesuai agenda utama MDGs, penandatanganan Deklarasi Milenium merupakan bentuk penegasan dan komitmen pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi kemiskinan. Dari delapan tujuan Deklarasi Milenium, salah satunya yaitu tujuan ketujuh, yaitu menjamin adanya daya dukung lingkungan hidup. Menargetkan Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.
Akses rumah tangga ke sumber air minum yang layak mengalami proses naik turun setiap tahunnya, hal ini mungkin saja dikarenakan kurangnya perhatian khusus terhadapa masalah ini. Data Susenas menunjukkan, akses air minum layak meningkat dari 37,73 persen pada tahun 1993 menjadi 47,71 persen pada tahun 2009 (Gambar 1.1 dan 1. 2) dan mengalami penurunan menjadi 45, 1 persen pada tahun 2010. Jumlah tersebut, akses air minum layak cenderung lebih tinggi pada rumah tangga di perkotaan daripada perdesaan. Masih relatif rendahnya akses air minum yang layak mencerminkan bahwa laju penyediaan infrastruktur air minum, terutama di perkotaan, belum dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, di samping banyak sarana dan prasarana air minum tidak terpelihara dan pengelolaannya tidak berkelanjutan.
GAMBAR 1. 1
Data diatas merupakan laporan MDG’s tahun 2010, dari 8 tujuan yang sudah ditetapkan, kami berfikir bahwa masalah ini perlu diperhatikan secara khusus mengingat setiap tahunnya besaran persen mengenai akases air bersih mengalami naik turun . Perhatikan pentingnya air bagi kehidupan umat manusia, kita harus jaga bersama dan mewujudkan akses air bersih yang menjadi kebutuhan utama kita. Di Provinsi Lampung sendiri persentase akses terlindungi atas air bersih hanya sekitar 38 persen dan itu artinya masih dibawah rata rata di Indonesia yang berada di angka 45, 1 persen sehingga menjadikan Provinsi Lampung berada di level 7 dari peringkat bawah untuk pencpaian akses telindung air bersih. (Gambar 1. 2)
Akses Terlindung: Provinsi
Sumber terlindung Air kemasan + DAM
GAMBAR 1. 2
Terpenuhinya kebutuhan air bersih merupakan kunci utama perkembangan suatu kegiatan. Air yang dimaksud harus aman (sehat) dan bagus untuk diminum, tidak berbau, tidak berwarna, dengan rasa yang segar. Kebutuhan air bersih setiap tahun akan semakin meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Masyarakat dapat mengkonsumsi air bersih dalam keadaan higienis dan dalam jumlah yang cukup jika keterandalannya terjaga baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Di Wilayah Teluk Betung yang terdiri atas Kecamatan Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Barat dan Teluk Betung Utara yang notabene merupakan daerah yang padat penduduk. Namun, air bersih sangat sulit untuk didapatkan terlebih di Teluk Betung Selatan tanahnya mengandung kapur, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai air bersih. Masalah lainnya adalah pencemaran sumur yang bersal dari air selokan/parit. Permasalahan - permasalahan tersebut
menjadikan masyarakat di beberapa wilayah tidak dapat mencukupi kebutuhan air bersih secara sendiri. Warga yang masih memiliki sumber air bersih, menjadi sasaran warga sekitar untuk meminta air itu, terutama bagi keperluan minum dan memasak, sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci serta lainnya masih harus mencari air bersih ke tempat lain atau dengan membeli air bersih. Beberapa warga setempat yang mencoba mendalami lagi sumur gali atau sumur bor di rumah masing-masing, tidak seluruhnya berhasil mendapatkan air bersih, sehingga tetap saja mengalami defisit air bersih bagi kepentingan sehari-hari mereka. Sehingga membuat sebagian besar dari mereka lebih memilih membeli air bersih, seperti yang kami lihat diseputaran daerah Teluk Betung Selatan tidak jauh dari Kantor POLDA Lampung, terlihat banyak penjual air bersih yang biasa berkeliling menjual air bersih dengan menggunakan gerobak.
Daerah Lampung yang notabene mendapatkan pasokan air dari PDAM Way Rilau juga mempunyai masalah, air yang dipasok dari PDAM seringkali berwarna kecoklatan dan berbau selain itu kontinuitas pasokan air juga dipertanyakan karena tidak selama 24 jam air terus mengalir melainkan hanya pada waktu waktu tertentu saja. Namun kita tidak bisa begitu saja menyalahkan PDAM Way Rilau selaku penyedia air di Bandar Lampung, mungkin saja banyak permasalahan yang sedang terjdi di perusahaan baik intern ataupun ekstern. Mungkin saja Karena “ketidaksesuaian rencana awal dengan pelaksanaan serta pengawasan kerja di lapangan, sehingga daerah yang semula mudah mendapat air mengalami kesulitan air karena adanya pengembangan daerah baru”, “Rusaknya filter penyaring air” ataupun “Ketersediaan air yang terbatas karena kemarau yang berkepanjangan”.
Karena itu dalam rangka mewujudkan tersedianya akses air bersih khususnya di Kecamatan Teluk Betung Selatan, salah satunya adalah dengan cara menuntut Pemda Kota Bandar Lampung dan dinas teknis seperti Direktorat Pengembangan Air Minum(DITPAM-PU) segera mengambil langkah untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air bersih itu, karena dikhawatirkan bila tidak segera ditangani dapat berdampak buruk kearah lain, seperti menimbulkan berbagai penyakit berbahaya serta akibat lainnya. Selain PDAM harus berupaya untuk memasok warga
pelanggannya yang kesulitan air bersih, dengan mengirimkan tangki air bersih ke sana serta mengupayakan memiliki mesin pompa air baru untuk mendukung pasokan air sampai kepada konsumen secara lancar.
1. 2 Analisis Khalayak
Dalam melihat khalayak yang menjadi target projek kami, kami membagi dua kelompok sasaran yang menjadi khalayak sasaran inti. Agar pesan pesan yang diberikan dapat diterima langsung oleh mereka yang akan membantu menurunkan hingga setengahnya dari prporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air bersih untuk kemudina melakukan perubahan perubahan yang mengarah kemajuan..
- 21 Khalayak Utama
1. “Masyarakat dan para pengusaha (pabrik, pengembang dsb) di wilayah Teluk Betung Selatan yang tidak menjaga lingkungan serta sumber air disekitar untuk tetap terjaga kebersihan dan kelansgungannya serta pihak pemerintah terkait.”
2. Institusi Pemerintah terkait Pelestarian akses ke sumber air dan daerah tangkapan air. seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Kehutanan, Departemen Kesehatan serta PDAM
3. 21 Khalayak umum
Sasaran kami adalah semua golongan masyarakat baik yang secara sadar ataupun tidak sadar telah merusak, mengotori ataupun menyia-nyiakan sumber sumber air yang ada. Diharapkan adanya kesadaran akan pentingnya air bagi kelangsungan hidup umat manusia.
1. 3 Tujuan
Merubah sikap dan perilaku khalayak sasaran untuk lebih menjaga dan peduli terhdap masalah lingkungan terutama akses air bersih
Tujuan
Tujuan utama dalam program komunikasi ini adalah :
1. Membuat masyarakat sadar akan pengetahuan pentingnya memelihara kelangsungan fungsi resapan air, sumber air dan daerah tangkapan air.
2. Adanya Action dan Koordinasi institusi terkait seperti
Departemen Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap infrastruktur air. Departemen Dalam Negeri mengurusi pentarifan air,
Departemen Kehutanan bertanggung jawab terhadap konservasi sumber daya air.
Serta masalah kualitas air oleh Departemen Kesehatan agar sumber air yang masih ada tetap terjaga bukan berkurang.
BAB II PRODUK MEDIA
2. 1 Memilih Media dan Saluran Komunikasi
Media yang kami gunakan dalam menyukseskan program komunikasi ini berbasis audio visual.
Yaitu penyangan video dan foto foto yang diharapkan menumbuhkan kesadaran untuk menjaga dan melestarikan akses ke sumber air bersih yang masih ada. Pemilihan media audii visual ini telah melalui proses evaluasi tahap media, cost effective- media serta ketersediaan media.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kebiasaan orang Indonesia menonton televisi dalam sehari bisa lebih dari 4 jam Kami beranggapan bahwa dibandingkan membaca atau sekedar mendengarkan radio, masyarakat Indonesia lebih tertarik untuk menonton (melihat secara audio visual. Sehingga kami memilih saluran komunikasi berbasis audio visual ini utnuk mensukseskan program komunikasi kami. Selain masalah efektifitas kami juga beranggapan bahawa dengan media audio visual berbentuk video dokumenter ini lebih effisien dan menyentuh hati untuk menumbuhkan kesadaran menjaga dan melestarikan akses ke sumber air bersih yang masit ada.
2.2. Pengembangan Pesan
Permasalahannya adalah kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat yang menjadi target sasaran untuk menjaga dan melestarikan akses ke sumber air yang masih ada dan kurangya perhatian dari pihak terkait untuk menanggulanginya.
Pesan akan dikemas dalam bentuk audio visual berupa video dan gambar dengan konsep memaparkan keadaan terbatasanya ketersediaan akses air bersih yang terjadi di wilayah Teluk Betung serta perbandingannya dengan akses air yang terpenuhi secara kualitas dan kontinuitas.
Disetiap bagian akan kami sisipkan kata kata “Air Sehat Bagi Semua untuk Kehidupan yang Lebih Baik”.
Tujuannya adalah sebagai penegasan bahwa air bersih berhak didapatkan oleh siapa saja, dimana saja dan kapanpun dan untuk mendapatkannya secara berkala haruslah ada usaha usaha pelestarian terhadap akses sumber air sekitar yang tersedia agar air sehat bagi semua bukan menjadi suatu komoditi yang mahal dan suilt didapatkan di Indonesia negeri yang kaya air ini
Untuk mengatasi krisis air bersih serta upaya penyelamatan lingkungan, termasuk di antaranya penyelamatan sumber-sumber air, harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Oleh karena itu salah satu slogan kami yaitu “Gerakan 6M” sebagai upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi krisis air bersih.
7M adalah upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi krisis air bersih, yaitu :
1M: Menggalakkan gerakan Hemat Air
2M: Menggalakkan gerakan menanam pohon seperti one man one tree (selama daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air).
4M: Membangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau.
5M: Mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori.
7M: Mengembangkan teknologi desalinasi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar
Semua itu harus dilakukan secara terintegrasi, berkelanjutan dan sesegera mungkin kecuali kalau kita memang menikmati dan bangga dengan krisis air bersih di negara yang kaya air.
2. 3 Produksi Media
Audio Visual berbentuk video dan foto.
Memaparkan keadaan terbatasanya ketersediaan akses air bersih yang terjadi di wilayah Teluk Betung serta perbandingannya dengan akses air yang terpenuhi secara kualitas dan kontinuitas.
Disetiap bagian akan kami sisipkan kata kata “Air Sehat Bagi Semua untuk Kehidupan yang Lebih Baik”.
Tujuannya adalah sebagai penegasan bahwa air bersih berhak didapatkan oleh siapa saja, dimana saja dan kapanpun dan untuk mendapatkannya secara berkala haruslah ada usaha usaha pelestarian terhadap akses sumber air sekitar yang tersedia agar air sehat bagi semua bukan menjadi suatu komoditi yang mahal dan suilt didapatkan di Indonesia negeri yang kaya air ini.
Pengkampanyean program 7M
6M adalah upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi krisis air bersih, yaitu :
1M: Menggalakkan gerakan Hemat Air
2M: Menggalakkan gerakan menanam pohon seperti one man one tree (selama daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air).
4M: Membangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau.
5M: Mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori.
7M: Mengembangkan teknologi desalinasi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar.
Dan kesemua itu musti dilakukan secara terintegrasi, berkelanjutan dan sesegera mungkin kecuali kalau kita memang menikmati dan bangga dengan krisis air bersih di negara yang kaya air.
BAB III. MANAJEMEN MEDIA
3. 1 Manajemen Program
ESTIMASI DANA
1. Transportasi
- Keliling daerah Teluk Betung : Rp 10.000
2. Print paper 13 @ Rp 200 : Rp 2.600
5. Jilid Paper 1@ Rp 3.000 : Rp 3.000
JUMLAH Rp. 15. 600.000
3. 2 Monitoring dan Evaluasi
3. 21 Monitoring
Monitoring secara berkala setiap bulannya kami lakukan abertujuan agar terus menerus mengikuti dan mengontrol jalannya program komunikasi yang kami lakukan. Kami akan memulai melakukan produksi pada Minggu Kedua Bulan Juni. Di mana crew dan talent yang kami gunakan adalah dari pihak kami sendiri dibantu teman-teman. Program akan dimonitoring setiap bulannya, dengan cara observasi langsung ke masyarakat dan melakukan wawancara.
4. 22 Evaluasi
Evaluasi akan dilaksanakan saat produksi dan informasi telah disebarkan. Berupa penelitian terhadap pencapaian program komunikasi yang telah kami lakukan, dengan cara melihat perubahan perilaku dan bertanya kepada sample (warga Teluk Betung) yang kami ambil secara acak apakah sikap untuk menjaga dan melestarikan terhadap akses ke sumber air yang masih ada sudah diterapkan.
Program kampanye dinyatakan berhasil jika minimal 50% dari khalayak sasaran dalam program ini telah paham dan menerapkan bagaimana cara dan upaya untuk menjaga dan melestarikan terhadap akses ke sumber air bersih yang ada.