Sabtu, 16 Juni 2012

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung 2012

Intro, Verse1, Chorus, Reff, Bridge, Breakdown, Verse 2, Reff , Outro.
Pekon Gunung Kemala Timur, Kecamatan Way Krui, Kabupaten Lampung Barat.

#Intro
Pengumuman penempatan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung pada hari ini menuliskan seorang pemuda begundal ugal-ugalan bernama Andrew SB Gumay dikertas yang bertuliskan "Pekon Gunung kemala Timur, Kecamatan Way Krui, Kabupaten Lampung Barat". Tidak banyak orang yang mengetahui daerah tersebut, bahkan Mbah Google yang di era menjelang perang dunia ketiga dibaptis sebagai Dewa pun tidak bisa memberikan saya banyak informasi.
Rasa penasaran saya yang besar malam ini mengantarkan saya kedepan layar komputer untuk mencari informasi seputar demografis, potensi budaya, keadaan sosial, ekonomi yang sekiranya bisa saya manfaatkan untuk menambah wawasan dan pengalaman ketika KKN ini berlangsung nantinya pada tangal 2 Juli sampai dengan 10 Agustus. Ya,  seperti yang sudah saya katakan diawal, sayang beribu sayang tidak banyak informasi yang bisa saya dapatkan kecuali jalanan yang rusak *gemuruh* atau asal muasal nama krui yang diambil dari penyebutan "Kera Ui, Kera Ui" (zaman dahulu didaerah tersebut banyak terdapat kera)
Satu hal yang mungkin membuat saya tertarik dan ingin segera berada disana adalah kisah masa lampaunya yang ditenggarai pada zaman berjayanya Hindhu - Budha  didaerah tersebut banyak berdiri kerajaan - kerajaan baik berskala besar maupun kecil.
Just wait and see, 
@ndruuHC - Sabtu, 16 Juni 2012 #NHC


*masih berlanjut sampai episode yang tidak ditentukan

Selasa, 12 Juni 2012

UNTUK SMARTASS!




gue bukan pion - pion catur dan gak suka diatur atur.
jangan didepan gue, belum tentu gue mau ikut - jangan juga dibelakang, belum tentu lo pada mau ikut. Mari bersebelahan aja, kita sama-sama, temenan. fvck up you SMARTASS!
@ndruuHC #NHC

lets enjoy life and all the things you have at the moment because you can't have everything all at once!
- antara materi, waktu dan tenaga -
  
"Arinat usisal. Ikitat imelum. Akenan umasuk. Akinat umesum. Iketun idalak. Akanan umesuh. Katana mahuku. Acedon ulahik. Bumila satari. Acikot alinil. Utalan aperih. Kikasu medupa. Bikasa bemipu. Cikota limilu. Ciketotana limahiluku!"

Rabu, 13 Juni 2012
00:56 WIB
akhir pertandingan EURO 2012, 91:01 Yunani (1) VS Ceko (2)

Jumat, 08 Juni 2012

CERITA RAKYAT, LEGENDA DLL: PUYANG KEMIRI ASAL USUL EMPAT LAWANG (PAGARALAM, SUMATERA SELATAN


Puyang Kemiri Asal Usul Empatlawang

Disaat saya masih kecil saya yang merupakan anak dari bapak yang dilahirkan di daerah Pagaralam Sumatera Selatan  ini seringkali didongengkan cerita-cerita rakyat yang mendidik dan sarat pesan. Ketika terdapat tugas yang mengahruskan saya untuk sedikit bercerita tetntang legenda daerah asal maka saya akan menceritakan legenda yang berjudul “Puyang Kemri” yang diakui sebagai puyang (nenek moyang) orang-orang di dusun (sekarang desa) Kunduran, sebagian dari masyarakat dusun Simpang Perigi, dan sebagian masyarakat yang tersebar di dusun-dusun sekitar kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang, daerah perbatasan antara provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Bengkulu.

===================================

Di masa akhir kejayaan kerajaan Majapahit, Rio Tabuan, seorang biku yang yang berasal dari negeri Biku Sembilan Pulau Jawa menelusuri sungai Rotan atau sungai Musi dengan membawa kerbau dan ayam berugo (ayam hutan). Ketika tiba di Kuto Kegelang, kedua hewan yang dibawanya berbunyi, maka di tempat inilah dia menetap. Kuto Kegelang berada beberapa kilo meter di hulu Dusun Kunduran.

Di Kuto Kegelang, dia mendapatkan tujuh orang anak yang bernama:
- Imam Rajo Besak,
- Imam Rajo Kedum,
- Seampai-ampai,
- Maudaro,
- Siap Melayang,
- Robiah Sanggul Begelung
- Serunting Sakti.

Setelah mendapatkan tujuh orang anak, Puyang Rio Tabuan tidak lagi merasa kesepian. Anak-anak ini dimintanya dari Mastarijan Tali Nyawo, seorang penduduk yang tinggal di Surgo Batu Kembang. Bertahun-tahun kemudian, Robiah Sanggul Gelung yang cantik dilarikan oleh Seniang Nago ketika mandi di tepian Sungai Musi. Robiah duduk di atas sebatang kayu yang rupanya samaran Seniang Nago dan kemudian pelan-pelan bergerak menjauh dan melarikannya ke Selabung. Lalu Robiah disusul oleh Kerbau Putih, (seekor kerbau peliharaan Puyang Kemiri, atau penafsiran lain adalah seorang yang berjuluk Kerbau Putih karena kesaktiannya) untuk mencari Robiah, atas suruhan saudara-saudaranya.

Kerbau putih memulai pencariannya dengan menyelam di sana dan muncul di tepian coko (tepian mandi di seberang dusun Kunduran). Di tempat ini masih dapat dilihat bekas telapak kaki (tinjak) kerbau putih. Lalu dia menyelam lagi, muncul kedua kalinya di dusun Tapa dan kemudian menyelam lagi hingga ketiga kalinya di Selabung. Pencarian Kerbau Putih ini berhasil menemukan Robiah tetapi tak berhasil membawakanya kembali ke Kuto Kegelang. Robiah sudah menikah dengan Seniang Nago. Lalu Kerbau putih segera pulang ke Kuto Kegelang. Sebagai tanda bukti bahwa dia sudah bertemu dengan Robiah, Kerbau Putih dibekali dengan seikat ilalang, seruas bambu, air garam, sebuah kemang, seekor kemuai (keong putih) serta pesan Puteri Robiah yang ditulisnya di tanduk Kerbau Putih.

Dalam perjalanan pulang, Kerbau Putih dihadang oleh kerbau Tanduk Emas dan kemudian dua kerbau ini berkelahi. Kerbau Putih kelelahan dan mati di dusun Tapa. Perbekalan yang dibawa olehnya berupa ilalang tertumpah dan tumbuh di daerah ini sehingga menjadi hamparan padang ilalang yang saat ini dikenal dengan nama Padang Pancuran Emas. Buah Kemang pun tumbuh dan bambu juga ikut tumbuh di atas tubuh Kerbau Putih, sedangkan Kemuai diantarkan oleh Puyang Dusun Tapa ke Kuto Kegelang dan sekaligus menyampaikan pesan tentang Robiah yang tertoreh di tanduk Kerbau Putih. Berselang beberapa bulan kemudian, Robiah yang sudah memiliki seorang anak berniat pulang (begulang) ke Kuto Kegelang. Mendengar kabar Robiah akan begulang, semua saudara-saudaranya amat bahagia, dan segera bermusyawarah untuk mengadakan sedekahan (kenduri). Tetapi lain halnya dengan Serunting, di dalam hatinya masih menyimpan rasa sakit karena perlakuan Seniang Nago yang melarikan Robiah. Karena itu, ketika dia disuruh mencari ikan, dengan setengah hati dia pergi, dan baru kembali setelah kenduri usai.
Ketika kembali Serunting hanya membawa seruas bambu, seperti yang di bawanya semula. Tetapi ternyata, seruas bambu itu berisi ikan yang tidak habis-habisnya, semua bakul, keranjang bahkan kolam tidak dapat menampung ikan yang ditumpahkan dari seruas bambu tersebut. Imam Rajo Besak yang sedari mula sudah kesal dengan Serunting bertambah marah. Lalu Imam Rajo Besak melemparkan seruas bambu dengan sangat keras hingga melewati Bukit Lesung dan jatuh di sungai Pelupuh. Serunting sakti jadi tersinggung dengan sikap kakak tertuanya ini lalu pergi dari rumah. Tinggallah Imam Rajo Besak dan ke empat saudaranya. Mereka hidup tenang dalam beberapa tahun. Lalu mereka diserang oleh segerombolan orang. Rumah mereka dibakar habis. Tetapi kelima puyang ini dengan kesaktiannya, tiba-tiba menghilang (silam) dari pandangan orang-orang.

Dalam sebuah rumah yang mereda dari kobaran api, tampaklah seorang anak yang duduk di tengah puing-puing rumah. Konon, anak itu bukan hangus tetapi malah menggigil karena kedinginan. Anak yang bernama Sesimbangan Dewo ini kemudian dipelihara oleh Puyang Talang Pito (daerah Rejang). Sesimbangan Dewo, artinya pengimbang puyang yang silam. Beberapa tahun dia dirawat oleh Puyang Talang Pito. Lalu dia mengembara selama sepuluh tahun ke negeri lain. Kemudian dia pulang ke sekitar dusun Kunduran, menetap di Muara Belimbing. Makamnya pun berada di Muara Belimbing.

Setelah beberapa tahun kemudian, Imam Rajo Besak menjelma kembali. Dia bertemu dengan Rajo Kedum dari Muaro Kalangan, Raden Alit dari Tanjung Raye, dan Puyang dari Muara Danau. Keempat orang ini kemudian dikenal dengan nama empat lawangan (empat pendekar) yang kemudian menjadi cikal bakal kata Empatlawang. Keempat sahabat kemudian menyerang kerajaan Tuban yang dipimpin oleh seorang ratu. Dalam penyerangan yang dipimpin Imam Rajo besak sebagai panglima mereka mendapatkan kemenangan. Mereka berhasil memasuki istana dan mengambil beberapa benda yang berharga termasuk sebilah keris pusaka Ratu Tuban yang diambil sendiri oleh Rio Tabuan dengan ujung kujur (tombak) pusakanya, karena ketiga temannya tidak mampu. Kedua pusaka ini, hingga saat ini masih tersimpan di jurai tuo (keturunan yang memiliki garis lurus dengan puyang Imam Rajo Besak) yang tinggal di dusun Kunduran.

Puyang Kemiri memberikan sumpah kepada keturunannya yang jika tidak dipatuhi akan mendapat keparat (kualat). Inilah 3 sumpah Puyang Kemiri :
(1) beduo ati dalam dusun nedo selamat (berdua hati di dalam dusun tidak selamat),(2) masukkan risau dalam dusun nedo selamat (memasukkan pencuri di dalam dusun tidak selamat),(3) iri dengki di dalam dusun nedo selamat (iri dengki di dalam dusun tidak selamat).
Selain itu, puyang Kemiri pun memesankan tujuh larangan lagi, yakni:
1. nyapakan kaparan ke ayik (membuang sampah ke sungai),
2. mandi pakai baju dan celano (mandi memakai baju dan celana; biasanya orang di dusun kalau mandi memakai telasan (kain penutup tubuh yang dipakai khusus untuk mandi),       buang air besar/kecil di atas pohon,
3. ngambik puntung tegantung (mengambil kayu bakar yang tergantung di pohon),
4. ngambik putung anyot (mengambil kayu bakar yang hanyut di sungai,
5. mekik-mekik di ayik dan di hutan (berteriak di hutan atau di sungai),
6. nganyotkan kukak gebung (menghanyutkan kulit rebung di sungai).



Analisis Cerita Berdasarkan Kearifan Lokal:

Jika mencermati ketiga sumpah puyang, pertama, agar seseorang tidak boleh bersikap mendua hati, artinya seseorang harus setia pada kesepakatan awal. Tidak boleh memasukkan pencuri atau berkhianat, apalagi menjadi pencuri betulan. Artinya kejujuran merupakan hal yang paling utama dalam meningkatkan kepribadian seorang manusia. Selanjutnya, anak cucu Puyang Kemiri harus bersih hati dari iri dan dengki. Ketiga, norma dasar ini merupakan sikap dasar yang harus dimiliki oleh orang yang baik.Pada bagian kedua, poin satu, dan poin lima, umpamanya, pesan ini berspektif lingkungan.
Bagaimana puyang-puyang dahulu telah memikirkan cara menjaga sungai dan melindungi hutan. Sungai dan hutan yang di dalamnya bergantung kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan lainnya, merupakan satu mata rantai yang saling membutuhkan. Karenanya, mata rantai ini harus dijaga dalam garis keseimbangan. Simaklah larangan puyang yang tidak boleh membuang sampah di sungai, artinya jika membuang sampah tentu akan membuat sungai tercemar.

Poin lima, pesan puyang melarang orang mengambil kayu bakar yang hanyut di sungai. Jika direnungi lebih lanjut, larangan ini tidak hanya melarang orang mengambil kayu bakar tetapi sebenarnya juga tidak boleh menebang pohon di tepi sungai. Karena biasanya pohon yang hanyut di sungai adalah pohon yang diambil di tepi sungai, atau yang dihanyutkan melalui sungai. Saat ini, kita lihat betapa banyak orang-orang mengangkut gelondongan kayu yang tidak sah (illegal logging) di sungai. Jadi, tidak hanya kayu bakar tetapi kayu-kayu besar sudah dijarah oleh orang-orang yang serakah. Akibatnya bencana banjir menjadi langganan tahunan bagi masyarakat daerah ini.

Poin tujuh, puyang melarang seseorang menghanyutkan kulit rebung yang bermiang (bulu-bulu halus yang menempel di kulit rebung dan akan menyebabkan gatal-gatal jika terkena kulit manusia) di sungai. Maksudnya, kulit rebung yang mengandung miang jika dihanyutkan akan membuat miangnya hanyut dan jika ada orang yang mandi maka dia akan terkena miang yang dapat menyebabkan tubuhnya menjadi gatal. Selanjutnya

pada poin tiga, melarang orang membuang kotorannya di atas kayu. Takutnya jika ada orang lewat di bawahnya tentu akan membuat celaka juga. Jika dipahami lebih luas, poin tujuh adalah larangan puyang agar tidak berbuat yang dapat mengakibatkan orang lain celaka.

Poin dua, dan poin empat merupakan kiasan perbuatan yang dapat mencelakakan diri sendiri. Cobalah pikirkan, jika seseorang mandi pakai baju dan celana, tentu mandinya tidak dapat terlalu bersih dan jika tiba-tiba hanyut, tentu celana dan baju akan menjadi berat jika dibawa berenang. Begitu juga dengan mengambil kayu bakar yang tergantung, salah-salah akan menimpa dirinya.

Poin enam dilarang berteriak di sungai dan di hutan. Umumnya masyarakat di uluan Sumatra Selatan melarang berteriak di sungai dan di dalam hutan. Sebab, berteriak di dalam hutan akan mengganggu ketenangan hewan-hewan, dan bahkan bisa mengejutkan binatang buas. Jika binatang buas terkejut tentu saja akan mendatangkan celaka bagi diri sendiri.

Larangan-larangan puyang di atas sebagian besar bersumber dari cerita Puyang Kemiri itu sendiri, misalnya, tentang larangan mengambil kayu bakar yang hanyut, ini ada kaitannya dengan Puyang Seniang Nago yang menyamar menjadi sebatang kayu yang rebah di tepian. Begitu juga dengan sikap hati mendua, dan iri hati di dalam dusun. Hal ini ada kaitannya dengan cerita Puyang Serunting Sakti yang tidak ikhlas menjalankan tugas yang sudah disepakati dan diperintahkan oleh Imam Rajo Besak. Pesan-pesan  kearifan lokal seperti ini, jika dilihat secara substansi merupakan nilai-nilai yang universal dan bersumber dari adat. Tetapi seringkali, nilai-nilai yang berlaku secara adat, saat ini dianggap tidak masuk akal dan berbau kemenyan. Padahal, kearifan lokal seperti ini oleh masyarakat adat sangat dipatuhi. Karena mereka sangat yakin, apabila tidak dipatuhi akan mendatangkan balak (malapetaka). Dimana-mana seolah-olah mata puyang selalu mengawasi mereka. Hal ini sangat masuk akal. Saya kira, siapa pun yang melanggar ketentuan Puyang Kemiri akan tidak selamat dan tidak sempurna hidupnya. Bagaimana hidupnya mau selamat jika mendua hati (berhianat), pencuri, dan tidak jujur.
Dari sisi budaya, legenda Puyang Kemiri merupakan modal sosial budaya yang perlu dijaga. Sejatinyalah, legenda Puyang Kemiri merupakan sumber hukum adat yang memiliki nilai-nilai universal, menjunjung persatuan, menjunjung rasa hormat terhadap diri sendiri, rasa hormat terhadap orang lain dan terhadap lingkungan alam lainnya.Selanjutnya tugas para agamawan dan budayawan menyambungkan substansi nilai-nilai tersebut dengan ajaran-ajaran agama Islam yang juga memiliki nilai-nilai yang sama, dan lalu menyambungkannya dengan nilai-nilai yang berkembang dalam era saat ini. Sehingga nilai adat dapat bersinergi dengan nilai agama dan nilai kebudayaan yang telah mengamali kegayauan (kegamangan).

PROJEK KOMUNIKASI PENUNJANG PEMBANGUNAN: Terbatasnya Ketersediaan Air Bersih di Wilayah Teluk Betung Kota Bandar Lampung



PROJEK KOMUNIKASI PENUNJANG PEMBANGUNAN

Menjamin daya dukung lingkungan hidup

Krisis Air Bersih di Wilayah Teluk Betung Kota Bandar Lampung: Mengurangi proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan.


Andrew SB Gumay  0916031032
Dian Noviansyah
Dimas Adi Jayasakti
Felllicia
Farah Aqielah
Rezita Afifa

Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Lampung
2011

PENDAHULUAN

1. 1 Analisis Masalah

Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam  beberapa hari saja. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern  kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Semua orang berharap bahwa seharusnya air diperlakukan sebagai bahan yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan dijaga terhadap cemaran. Namun kenyataannya air selalu dihamburkan, dicemari, dan disia-siakan. Hampir setengah penduduk dunia dan hampir seluruhnya di negara-negara berkembang, menderita berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan air, atau oleh air yang tercemar. Oleh karena pentingnya air bagi kelangsungan hidup manusia dan krisis yang dihadapinya,  maka sesuai agenda utama MDGs, penandatanganan Deklarasi Milenium merupakan bentuk penegasan dan komitmen pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi kemiskinan. Dari delapan tujuan Deklarasi Milenium, salah satunya yaitu tujuan ketujuh, yaitu menjamin adanya daya dukung lingkungan hidup. Menargetkan Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.

Akses rumah tangga ke sumber air minum yang layak mengalami proses naik turun setiap tahunnya, hal ini mungkin saja dikarenakan kurangnya perhatian khusus terhadapa masalah ini. Data Susenas menunjukkan, akses air minum layak meningkat dari 37,73 persen pada tahun 1993 menjadi 47,71 persen pada tahun 2009 (Gambar 1.1 dan 1. 2) dan mengalami penurunan menjadi 45, 1 persen pada tahun 2010. Jumlah tersebut, akses air minum layak cenderung lebih tinggi pada rumah tangga di perkotaan daripada perdesaan. Masih relatif rendahnya akses air minum yang layak mencerminkan bahwa laju penyediaan infrastruktur air minum, terutama di perkotaan, belum dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, di samping banyak sarana dan prasarana air minum tidak terpelihara dan pengelolaannya tidak berkelanjutan.



GAMBAR 1. 1

Data diatas merupakan laporan MDG’s tahun 2010, dari  8 tujuan yang sudah ditetapkan, kami berfikir bahwa masalah ini perlu diperhatikan secara khusus mengingat setiap tahunnya besaran persen mengenai akases air bersih mengalami naik turun . Perhatikan pentingnya air bagi kehidupan umat manusia, kita harus jaga bersama dan mewujudkan akses air bersih yang menjadi kebutuhan utama kita. Di Provinsi Lampung sendiri persentase akses terlindungi atas air bersih hanya sekitar 38 persen dan itu artinya masih dibawah rata rata di Indonesia yang berada di angka 45, 1 persen sehingga menjadikan Provinsi Lampung berada di level 7 dari peringkat bawah untuk pencpaian akses telindung air bersih. (Gambar 1. 2)




Akses Terlindung: Provinsi
 Sumber terlindung                                 Air kemasan + DAM

GAMBAR 1. 2

Terpenuhinya kebutuhan air bersih merupakan kunci utama perkembangan suatu kegiatan. Air yang dimaksud harus aman (sehat) dan bagus untuk diminum, tidak berbau, tidak berwarna, dengan rasa yang segar. Kebutuhan air bersih setiap tahun akan semakin meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Masyarakat dapat mengkonsumsi air bersih dalam keadaan higienis dan dalam jumlah yang cukup jika keterandalannya terjaga baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Di Wilayah Teluk Betung yang terdiri atas Kecamatan Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Barat dan Teluk Betung Utara yang notabene merupakan daerah yang padat penduduk. Namun, air bersih sangat sulit untuk didapatkan terlebih di Teluk Betung Selatan tanahnya mengandung kapur, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai air bersih. Masalah lainnya adalah  pencemaran sumur yang bersal dari air selokan/parit. Permasalahan - permasalahan tersebut


menjadikan masyarakat di beberapa wilayah tidak dapat mencukupi kebutuhan air bersih secara sendiri. Warga yang masih memiliki sumber air bersih, menjadi sasaran warga sekitar untuk meminta air itu, terutama bagi keperluan minum dan memasak, sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci serta lainnya masih harus mencari air bersih ke tempat lain atau dengan membeli air bersih. Beberapa warga setempat yang mencoba mendalami lagi sumur gali atau sumur bor di rumah masing-masing, tidak seluruhnya berhasil mendapatkan air bersih, sehingga tetap saja mengalami defisit air bersih bagi kepentingan sehari-hari mereka. Sehingga membuat sebagian besar dari mereka lebih memilih membeli air bersih, seperti yang kami lihat diseputaran daerah Teluk Betung Selatan tidak jauh dari Kantor POLDA Lampung, terlihat banyak penjual air bersih yang biasa berkeliling menjual air bersih  dengan menggunakan gerobak.

Daerah Lampung yang notabene mendapatkan pasokan air dari PDAM Way Rilau juga mempunyai masalah, air yang dipasok dari PDAM seringkali berwarna kecoklatan dan berbau selain itu kontinuitas pasokan air juga dipertanyakan karena tidak selama 24 jam air terus mengalir melainkan hanya pada waktu waktu tertentu saja. Namun kita tidak bisa begitu saja menyalahkan PDAM Way Rilau selaku penyedia air di Bandar Lampung, mungkin saja banyak permasalahan yang sedang terjdi di perusahaan baik intern ataupun ekstern. Mungkin saja Karena “ketidaksesuaian rencana awal dengan pelaksanaan serta pengawasan kerja di lapangan, sehingga daerah yang semula mudah mendapat air mengalami kesulitan air karena adanya pengembangan daerah baru”, “Rusaknya filter penyaring air” ataupun “Ketersediaan air yang terbatas karena kemarau yang berkepanjangan”.

Karena itu dalam rangka mewujudkan  tersedianya akses air bersih khususnya di Kecamatan Teluk Betung Selatan, salah satunya adalah dengan cara menuntut Pemda Kota Bandar Lampung dan dinas teknis seperti Direktorat Pengembangan Air Minum(DITPAM-PU) segera mengambil langkah untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air bersih itu, karena dikhawatirkan bila tidak segera ditangani dapat berdampak buruk kearah lain, seperti menimbulkan berbagai penyakit berbahaya serta akibat lainnya Selain PDAM harus berupaya untuk memasok warga

pelanggannya yang kesulitan air bersih, dengan mengirimkan tangki air bersih ke sana serta mengupayakan memiliki mesin pompa air baru untuk mendukung pasokan air sampai kepada konsumen secara lancar.


1. 2 Analisis Khalayak

Dalam melihat khalayak yang menjadi target projek kami, kami membagi dua kelompok sasaran yang menjadi khalayak sasaran  inti. Agar pesan pesan yang diberikan dapat diterima langsung oleh mereka yang akan membantu  menurunkan hingga setengahnya dari prporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air bersih untuk kemudina melakukan perubahan perubahan yang mengarah kemajuan..

  1. 21 Khalayak Utama
1.      Masyarakat dan para pengusaha (pabrik, pengembang dsb) di wilayah Teluk Betung Selatan yang tidak menjaga lingkungan serta sumber air disekitar untuk tetap terjaga kebersihan dan kelansgungannya serta pihak pemerintah terkait.
2.      Institusi Pemerintah terkait Pelestarian akses ke sumber air  dan daerah tangkapan air. seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Kehutanan, Departemen Kesehatan serta PDAM

3.      21 Khalayak umum
Sasaran kami adalah semua golongan masyarakat baik yang secara sadar ataupun tidak sadar telah merusak, mengotori ataupun menyia-nyiakan sumber sumber air yang ada. Diharapkan adanya kesadaran akan pentingnya air bagi kelangsungan hidup umat manusia.




1. 3 Tujuan
Merubah sikap dan perilaku khalayak sasaran untuk lebih menjaga dan peduli terhdap masalah lingkungan terutama akses air bersih

Tujuan

Tujuan utama dalam program komunikasi ini adalah :

1.      Membuat masyarakat sadar akan pengetahuan pentingnya memelihara   kelangsungan fungsi resapan air, sumber air  dan daerah tangkapan air.

2.      Adanya Action dan Koordinasi institusi terkait  seperti

Departemen Pekerjaan Umum bertanggung         jawab terhadap infrastruktur air. Departemen Dalam Negeri mengurusi pentarifan air,
Departemen Kehutanan bertanggung jawab terhadap konservasi sumber daya air.
Serta masalah kualitas air oleh Departemen Kesehatan agar sumber air yang masih ada tetap    terjaga bukan berkurang.












BAB II PRODUK MEDIA

2. 1 Memilih Media dan Saluran Komunikasi

Media yang kami gunakan dalam menyukseskan  program komunikasi ini berbasis audio visual.
Yaitu penyangan video dan foto foto yang diharapkan menumbuhkan kesadaran untuk menjaga dan melestarikan akses ke sumber air bersih yang masih ada. Pemilihan media audii visual ini telah melalui proses evaluasi tahap media, cost effective- media serta ketersediaan media.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kebiasaan orang Indonesia  menonton televisi dalam sehari bisa lebih dari 4 jam Kami beranggapan bahwa dibandingkan membaca atau sekedar mendengarkan radio, masyarakat Indonesia lebih tertarik untuk menonton (melihat secara audio visual. Sehingga kami memilih saluran komunikasi berbasis audio visual ini utnuk mensukseskan program komunikasi kami. Selain masalah efektifitas kami juga beranggapan bahawa dengan media audio visual berbentuk video dokumenter ini lebih effisien dan menyentuh hati untuk menumbuhkan kesadaran menjaga dan melestarikan akses ke sumber air bersih yang masit ada.

2.2.         Pengembangan Pesan

Permasalahannya adalah kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat yang menjadi target sasaran untuk menjaga dan melestarikan akses ke sumber air yang masih ada dan kurangya perhatian dari pihak terkait untuk menanggulanginya.
Pesan akan dikemas dalam bentuk audio visual berupa video dan gambar dengan konsep memaparkan  keadaan  terbatasanya ketersediaan akses air bersih yang terjadi di wilayah Teluk Betung serta perbandingannya dengan akses air yang terpenuhi secara kualitas dan kontinuitas.
Disetiap bagian akan kami sisipkan kata kata “Air Sehat Bagi Semua untuk Kehidupan yang Lebih Baik”.

Tujuannya adalah sebagai penegasan bahwa air bersih berhak didapatkan oleh siapa saja, dimana saja dan kapanpun dan untuk mendapatkannya secara berkala  haruslah ada usaha usaha pelestarian terhadap akses sumber air sekitar yang tersedia agar air sehat bagi semua bukan menjadi suatu komoditi yang mahal dan suilt didapatkan di Indonesia negeri yang kaya air ini
Untuk mengatasi krisis air bersih serta upaya penyelamatan lingkungan, termasuk di antaranya  penyelamatan sumber-sumber air, harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Oleh karena itu salah satu slogan  kami yaitu “Gerakan 6M” sebagai upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi krisis air bersih.
7M adalah upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi krisis air bersih, yaitu :
1M: Menggalakkan gerakan Hemat Air
2M: Menggalakkan gerakan menanam pohon seperti one man one tree (selama daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air).
3M: Mengkoonservasi lahan, pelestarian hutan dan daerah aliran sungai (DAS).
4M: Membangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau.
5M: Mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori.
6M: Mengurangi pencemaran air baik oleh limbah rumah tangga, industri, pertanian maupun pertambangan.
7M: Mengembangkan teknologi desalinasi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar

Semua itu harus dilakukan secara terintegrasi, berkelanjutan dan sesegera mungkin kecuali kalau kita memang menikmati dan bangga dengan krisis air bersih di negara yang kaya air.




2. 3 Produksi Media

Audio Visual berbentuk video dan foto.

Memaparkan  keadaan  terbatasanya ketersediaan akses air bersih yang terjadi di wilayah Teluk Betung serta perbandingannya dengan akses air yang terpenuhi secara kualitas dan kontinuitas.
Disetiap bagian akan kami sisipkan kata kata “Air Sehat Bagi Semua untuk Kehidupan yang Lebih Baik”.
Tujuannya adalah sebagai penegasan bahwa air bersih berhak didapatkan oleh siapa saja, dimana saja dan kapanpun dan untuk mendapatkannya secara berkala  haruslah ada usaha usaha pelestarian terhadap akses sumber air sekitar yang tersedia agar air sehat bagi semua bukan menjadi suatu komoditi yang mahal dan suilt didapatkan di Indonesia negeri yang kaya air ini.

Pengkampanyean program 7M
6M adalah upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi krisis air bersih, yaitu :
1M: Menggalakkan gerakan Hemat Air
2M: Menggalakkan gerakan menanam pohon seperti one man one tree (selama daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air).
3M: Mengkonservasi lahan, pelestarian hutan dan daerah aliran sungai (DAS).
4M: Membangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau.
5M: Mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori.
6M: Mengurangi pencemaran air baik oleh limbah rumah tangga, industri, pertanian maupun pertambangan.
7M: Mengembangkan teknologi desalinasi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar.


Dan kesemua itu musti dilakukan secara terintegrasi, berkelanjutan dan sesegera mungkin kecuali kalau kita memang menikmati dan bangga dengan krisis air bersih di negara yang kaya air.

BAB III. MANAJEMEN MEDIA

3.    1 Manajemen Program

ESTIMASI DANA

1.      Transportasi
            - Keliling daerah Teluk Betung                                           : Rp 10.000
           

2.      Print paper                                        13 @ Rp      200         : Rp   2.600
5.      Jilid Paper                                          1@ Rp    3.000           : Rp   3.000

JUMLAH                                                                                      Rp. 15. 600.000









3. 2 Monitoring dan Evaluasi

3. 21 Monitoring

Monitoring secara berkala setiap bulannya kami lakukan abertujuan agar terus menerus mengikuti dan mengontrol jalannya program komunikasi yang kami lakukan. Kami akan memulai melakukan produksi pada Minggu Kedua Bulan Juni. Di mana crew dan talent yang kami gunakan adalah dari pihak kami sendiri dibantu teman-teman. Program akan dimonitoring setiap bulannya, dengan cara observasi langsung ke masyarakat dan melakukan wawancara.

4.      22 Evaluasi

Evaluasi akan dilaksanakan saat produksi dan informasi telah disebarkan. Berupa penelitian terhadap pencapaian program komunikasi yang telah kami lakukan, dengan cara melihat perubahan perilaku dan bertanya kepada sample (warga Teluk Betung) yang kami ambil secara acak apakah sikap untuk menjaga dan melestarikan terhadap akses ke sumber air yang masih ada sudah diterapkan.

Program kampanye dinyatakan berhasil jika minimal 50% dari khalayak sasaran dalam program ini telah paham dan  menerapkan bagaimana cara dan upaya untuk menjaga dan melestarikan terhadap akses ke sumber air bersih yang ada.